BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu atau tidak menyesuaikan
diri. Penilaian benar atau salah seseorang menyesuaikan diri tergantung dari
kondisi fisik, mental, dan emosional yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi
terciptanya kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak
mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam
menyesuaikan diri. Kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan
menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran,
sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman,
merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan
perasaan menyerah.
Dengan penyesuaian diri ini orang mampu untuk mengatasi masalah dengan
baik serta mampu menempatkan dirinya pada suatu hal yang berguna bagi dirinya
dan orang lain di kalangan masyarakat. Di dalam penyesuaian diri ini orang
harus tahu betul apa yang akan dipelajari dalam hal ini. Penyesuaian diri
terdapat hal–hal seperti faktor penyesuaian diri, aspek penyesuaian diri, karakteristik
dalam penyesuaian diri, bentuk penyesuaian diri, konsep dan proses penyesuaian
diri. Hal ini harus bisa terpenuhi supaya tidak terjadi masalah di dalam
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan penyesuaian
diri ?
2.
Apa saja karakteristik penyesuaian diri
?
3.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi
proses penyesuaian diri ?
4.
Apa saja permasalahan penyesuaian diri ?
1.3
Tujuan
Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari penyesuaian diri,
karakteristik penyesuain diri, faktor-faktor yang mempengaruhi proses prnyesuaian
diri dan permasalahan-permasalahan penyesuaian diri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah
suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam
upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan, mengatasi ketegangan, frustasi, serta
konflik dengan memperhatikan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Penyesuaian diri dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Penyesuaian
diri berarti adaptasi dapat dipertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dapat mengadakan
relasi yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.
2. Penyesuain
diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu
dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
3. Penyesuaian
diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan umtuk membuat
rencana dan juga mengordinasir respon-respons sedemikian rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efektif.
Individu memiliki kemampuan menghadapi realita hidup dengan cara yang adekuat
atau memenuhi syarat.
4. Penyesuaian
diri dapat diartikan sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional berarti memiliki respon emosional yang sehat dan tepat pada setiap
persoalan.
B.
Karakteristik Penyesuaian Diri
Karakteristik
penyesuaian diri remaja menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2011:179),
ada tujuh karakteristik :
1.
Penyesuaian
diri remaja terhadap peran dan identitasnya
2.
Penyesuaian
diri remaja terhadap pendidikan
3.
Penyesuaian
diri remaja terhadap kehidupan Seks
4.
Penyesuaian
diri remaja terhadap norma sosial
5.
Penyesuaian
diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
6.
Penyesuaian
diri remaja terhadap penggunaan uang
7.
Penyesuaian
diri remaja terhadap kecemasan, konflik, dan frustasi
a.
Penyesuaian
diri secara positif
Mereka
tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut :
1. Tidak
menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan
2. Tidak
menunjukkan adanya mekanisme pertanyaan yang salah
3. Tidak
menunjukkan adanya frustasi pribadi
4. Memiliki
pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri
5. Mampu
belajar dari pengalaman
6. Bersikap
realistik dan objektif
b.
Penyesuaian
diri yang negatif
1.
Reaksi
bertahan (Defence Reaction)
a. Rasionalisasi,
yaitu mencari alasan-alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakannya yang
salah.
b. Represi,
yaitu menekankan perasaan yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. Ia
berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan.
c. Proyeksi,
yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari
alasan yang dapat diterima.
d. Sourgrapes
(anggur kecut), yaitu memutar balikkan keadaan.
2.
Reaksi
menyerang (Aggressive Reaction)
a. Selalu
membenarkan diri sendiri
b. Selalu
berkuasa dalam setiap situasi
c. Suka
membalas dendam
d. Mau
memilih segalanya
e. Merasa
senang bila mengganggu orang lain.
f. Suka
menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan
g. Menunjukkan
sikap permusuhan secara terbuka
h. Menunjukkan
sikap menyerang dan merusak
i.
Keras kepala dalam sikap perbuatannya
j.
Bersikap balas dendam
k. Memperkosa
hak orang lain
l.
Tindakan yang serampangan dan
m. Marah
secara sadis
3. Reaksi melarikan diri (Escape Reaction)
a.
Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan
bertukang-angan (seolah-olah sudah tercapai)
b.
Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba.
c.
Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan. Misalnya, orang
dewasa yang bersikap dan berperilaku seperti anak kecil, dll.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses
Penyesuaian Diri
Proses
penyesuaian diri identik dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan
terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat dikelompokkan
sebagai berikut : kondisi-kondisi fisik (keturunan), susunan saraf, kesehatan
dan sebagainya, perkembangan dan kematangan (kematangan intelektual sosial dan
emosional), penentu psikologis (termasuk didalamnya pengalaman, penentuan diri,
frustasi dan konflik), kondisi lingkungan (keluarga dan sekolah), penentu kultural
(budaya dan agama).
a.
Kondisi
jasmaniah
Kondisi jasmaniah seperti pembawaan dan struktur
atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek
perkembangannya secara instrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi
tubuh.
b.
Perkembangan,
kematangan dan penyesuaian diri
Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang
dari respon yang bersifat instinktif
menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman.
c.
Penentu
psikologis terhadap penyesuaian diri
Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi
penyesuaian diri diantaranya adalah :
1. Pengalaman
2. Proses
belajar
3. Determinasi
diri
4. Konflik
dan penyesuaian
d.
Lingkungan
sebagai penentu penyesuaian diri
Berbagai lingkungan anak seperti keluarga, dan pola
hubungan di dalamnya, sekolah masyarakat, kultur, dan agama berpengaruh dalam penyesuaian
diri.
1.
Pengaruh rumah dan keluarga
2.
Hubungan orang tua dan anak
3.
Hubungan saudara
4.
Hubungan masyarakat
5.
Sekolah
e.
Kultural
dan agama sebagai penentu penyesuaian diri
Lingkungan
kultural dimana individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola
penyesuaian dirinya. Contohnya : tatacara kehidupan di sekolah, masjid, gereja
dan semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul
dengan masyarakat sekitarnya. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan
pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan
kestabilan hidup umat manusia. Agama memegang peranan penting sebagai penentu
dalam proses penyesuaian diri.
D.
Permasalahan-Permasalan
Penyesuaian Diri Remaja
a.
Sikap
orang tua yang otoriter
Otoritas kepada remaja dapat menghambat proses
penyesuaian diri remaja. Biasanya remaja berusaha menentang kekuasaan orang tua
dan ia nantinya akan cenderung otoriter terhadap teman-temannya serta cenderung
otoritas yang ada baik di sekolah maupun di masyarakat.
b.
Perbedaan
perlakuan antara laki-laki dan perempuan
Memungkinkan timbulnya rasa iri hati dalam jiwa anak
perempuan terhadap saudara yang laki-laki.
c.
Remaja
yang hidup di keluarga yang retak
Tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk
marah, suka menyendiri, kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang
mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup
dalam rumah tangga yang wajar.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Penyesuaian
diri adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan
individu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan, mengatasi ketegangan,
frustasi, serta konflik dengan memperhatikan norma atau tuntutan lingkungan
dimana dia hidup.
Karakteristik
penyesuaian diri remaja menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2011:179),
ada tujuh karakteristik :
1. Penyesuaian
diri remaja terhadap peran dan identitasnya
2. Penyesuaian
diri remaja terhadap pendidikan
3. Penyesuaian
diri remaja terhadap kehidupan Seks
4. Penyesuaian
diri remaja terhadap norma sosial
5. Penyesuaian
diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
6. Penyesuaian
diri remaja terhadap penggunaan uang
7. Penyesuaian
diri remaja terhadap kecemasan, konflik, dan frustasi
Penyesuaian diri secara
positif
1. Tidak
menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan
2. Tidak
menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme pertanyaan yang salah
3. Tidak
menunjukkan adanya frustasi pribadi
4. Memiliki
pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri
5. Mampu
belajar dari pengalaman
6. Bersikap
realistik dan objektif
Penyesuaian
diri yang negatif
1. Reaksi
bertahan (Defence Reaction)
2. Reaksi
menyerang (Aggressive Reaction)
3. Reaksi
melarikan diri (Escape Reaction)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses penyesuaian diri
1.
Kondisi jasmaniah
2.
Perkembangan, kematangan dan penyesuaian
diri
3.
Penentu psikologis terhadap penyesuaian
diri
4.
Lingkungan sebagai penentu penyesuaian
diri
5. Kultural
dan agama sebagai penentu penyesuaian diri
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, Syarif. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang :
PT Pustaka Mandri.
Sunarto dan Hartono,
Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta
: Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment