Saturday, March 25, 2017

Makalah Pengantar Kesusastraan Indonesia Modern

     
   
              BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sejarah sastra merupakan cabang ilmu sastra yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan sastra suatu bangsa. Misalnya, sejarah sastra Indonesia, sejarah sastra Jawa, dan sejarah sastra Inggris. Dengan pengertian dasar itu, tampak bahwa objek sejarah sastra adalah segala peristiwa yang terjadi pada rentang masa pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa. Telah disinggung di depan bahwa sejarah sastra itu bisa menyangkut karya sastra, pengarang, penerbit, pengajaran, kritik, dan lain-lain.
Sejarah sastra Indonesia adalah bagian dari kajian ilmu sastra yang mempelajari kesusastraan Indonesia, mulai munculnya kesusastraan Indonesia sampai dengan masa perkembangannya. Munculnya sastra di Indonesia sebagai salah satu bukti perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan. Diawali dari berdirinya Boedi Oetomo hingga Kongres Pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Dalam Sumpah Pemuda juga disebutkan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa.
Berbicara tentang sejarah perkembangan sastra, tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai upaya menyusun periodisasi sejarah sastra sebagai salah satu kegiatan dalam pengkajian sejarah sastra. Periodisasi sastra adalah penggolongan sastra berdasarkan pembabakan waktu dari awal kemunculan sampai dengan perkembangannya. Sastra Indonesia berkembang dari waktu ke waktu, bahkan sebelum bahasa Indonesia diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1928. Sementara itu pondasi pendirian sastra Indonesia baru tegak berdiri pada tahun 1920-an dengan munculnya Balai Poestaka.
Didalam masyarakat khususnya masyarakat sastra, istilah angkatan dan periode amat banyak digunakan. Akan tetapi, pengertian kedua istilah itu sering dicampuradukkan. Untuk keseragaman periodisasi kiranya kedua istilah tersebut perlu diperjelas perbedaan pengertiannya. Periode adalah sekedar kesatuan waktu dalam perkembangan sastra yang dikuasai oleh suatu sistem norma tertentu ada kesatuan waktu yang memiliki sifat dan cara pengucapan yang khas serta berbeda dengan masa sebelumnya.




1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud sastra Indonesia modern?
2.      Apa ciri-ciri dari Sastra Indonesia Modern?
3.      Apa Perbedaan yang mendasar antara Sastra Indonesia Klasik dengan Sastra Indonesia Modern?  
4.      Apa saja pembabakan periode sastra Indonesia klasik?

1.3  Tujuan

1.      Dapat memahami mengenai sastra Indonesia modern
2.      Dapat mengetahui pembabakan periode sastra Indonesia Klasik

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Batasan Definisi Sastra Indonesia Modern
           
            Kata modern pada sastra Indonesia modern dipergunakan tidak dalam pertentangan kata klasik. Bahkan sebenarnya, istilah sastra Indonesia klasik sebagai pertentangan dengan sastra Indonesia modern tidak ada. Kata modern dipergunakan sekedar menunjukkan betapa intensifnya pengaruh Barat pada perkembangan dan kehidupan kesusastraan pada masa itu. Sebelum berkembangnya sastra Indonesia modern kita mengenal sastra Melayu lama/ klasik untuk membedakan dengan sastra Melayu modern yang berkembang di Malaysia.
            Ada beberapa pendapat mengenai apa yang disebut sastra Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa suatu karya sastra dapat dinamakan dan digolongkan ke dalam pengertian sastra Indonesia apabila:
a. Ditulis buat pertama kalinya dalam bahasa Indonesia;
b. Masalah-masalah yang dikemukakan didalamnya haruslah masalah Indonesia;
c. Pengarangnya haruslah bangsa Indonesia (Soemawidagdo, 1966: 62).
Berdasarkan pendapat di atas, pengertian sastra Indonesia mencakup tiga unsur persyaratan, yaitu bahasa, masalah yang dipersoalkan, dan pengarangnya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa sastra Indonesia adalah “sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa Indonesia, mengingat sastra dan bahasa erat saling berjalin” (Enre, 1963: 10).
            Sastra Modern adalah karya sastra yang dibentuk oleh unsur intrinsik dan Menggunakan bahasa atau kata yang terpilih, diksi yang tepat. Mempunyai bahasa tuturan dan dialog (dalam prosa dan drama) yang Bertujuan untuk dibaca atau didengar orang lain agar mereka mendapat hiburan dan nasihat
     





2.2 Ciri-Ciri Sastra Indonesia Modern
1.       Bentuk karya sastra baru berupa puisi bebas dan kontemporer, seperti cerpen, novel, drama Indonesia.
  1. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif.
  2. Tema yang diangkat seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja,dll
  3. latar belakang penciptaan terpengaruh kesusastraan barat, Budaya industri modern, hak cipta pengarang individu.
  4. Perkembangannya bersifat dinamis, melalui media cetak dan audiovisual.

2.3 Perbedaan Sastra Klasik dan Sastra Modern

Sastra Klasik
a. puisi berbentuk terikat dan kaku
b. prasa lama statis
c. kraton sentris
d. prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng.
e. pembaca dibawa ke alam khayal dan fantasi.
f. kemudian dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan arab
g. cerita sering bersifat anonim ( pengarangnya tidak diketahui).

Sastra Modern
a. puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya
b. prasa baru dinamis
c. masyarakat sentris
d. bentuknya roman, novel, cerpen, drama
e. berlandas pada dunia nyata, berdasarkan kenyataan dan kebenaran
f. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan barat
g. Diketahui siapa pengarangnya






2.4  Pembabakan Periode Sastra Indonesia Klasik

Sastra lama (sastra kuna atau klasik) …. ± 1800
Sastra yang dihasilkan sebelum Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi dimasukkan kedalam suatu golongan yang dinamai Sastra Lama Atau Sastra Kuna Atau Sastra Klasik. Orang tidak dapat memastikan sejak kapankah sastra lama mulai ada. Tetapi mengingat bahwa suatu keindahan hanya mungkin dihasilkan manusia yang sudah beradab, kiranya dapat ditentukan bahwa sastra lama mulai ada sejak permulaan peradaban bangsa Indonesia.
Sastra lama memancarkan semangat Animisme atau Dinamisme, Hinduisme dan  Islamisme. Kepercayaan atau agama yang baru tidak berhasil melenyapkan pengaruh kepercayaan atau agama yang mendahuluinya, sehingga kebudayaan yang baru selalu mengandung unsur-unsur kebudayaan yang terdahulu. Hal itu  nyata jika kita perhatikan kehidupan masyarakat pada zaman sekarang. Pengaruh Animisme atau Dinamisme yang sudah amat tua itu hingga kini masih tetap terasa dalam kehidupan masyarakan modern.
Ketiga jenis semangat tersebut itulah yang menyebabkan sastra lama terbagi atas tiga periode, yakni: (1) sastra masa purba, (2) sastra masa hindu, dan (3) sastra masa islam.  

1.  Sastra masa purba (…..± 500)
Sastra masa purba ialah sastra yang tumbuh dan berkembang sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia yang mendiami tanah air Indonesia mulai beradab sampai kedatangan bangsa hindu. Bentuk pemakaian sastra pada masa purba berupa sastra lisankarena waktu itu orang belum mengenal tulisan.
Sastra masa purba memancarkan semangat Animisme dan Dinamisme. Hasil karya sastra masa purba pada permulaanya tidak dipakai orang untuk menghibur diri, tetapi dipergunakan sebagai medium untuk berhubungan dengan roh-roh nenek moyang yang menurut anggapan masyrakat pada masa itu bersarang dimana-mana.
     
      Contohnya : dongeng tentang pohon gadung dan jagung, cerita tentang pak pander dsb.


2.  Sastra masa hindu (± 500 - ± 1450)
Kira-kira tahun 500 di Indonesia sudah mulai kelihatan adanya sastra tertulis. Orang sudah mulai mengenal tulisan setelah bangsa hindu datang ke Indonesia. Tetapi perlu kiranya diingat bahwa orang yang mengenal tulisan pada waktu itu tidak banyak jumlahnya, yakni hanya kalangan atas, misalnya raja-raja, pendeta-pendeta dan sebagian kecil oaring kebanyakan, sedangkan orang-orang kebanyakan yang lain lebih besar jumlahnya masih belum mengelan tulisan.
Bangsa Hindu yang mula-mula datang ke Indonesia semata-mata untuk berdagang, ternyata dapat menanamkan kebudayaannya hingga dalam sekali pada masyarakat Indonesia. Sistem feodalisme yang dibawanya kemari makin bertambah kuat kedudukannya. Sejak itulah kebudayaan berpusat pada keratin, sehingga sudah barang tertentu sastranya pun bersifat istana sentries. Sastra hindu pada masa itu mendapat tempat utama.
Perlu kiranya di ingat pula bahwa walaupun pada masa itu boleh dikatakan sudah ada sastra tertulis, namun sastra tersebut hanya didapati orang pada prasasti-prasasti (batu tertulis) peninggalan raja-raja, misalnya prasasti-prasasti yang terdapat di Kutai, di Jawa Barat dekat Citarum, dan lain sebagainya.
Sastra tertulis yang berupa buku-buku hanyalah yang berasal dari sastra Hindu. Dalam masyarakat melayu, cerita-cerita yang berasal dari buku-buku tersebut telah berabad-abad lamanya hidup dan menjadi milik masyarakat. Jalan ceritanya sudah banyaka yang mengalami perubahan, lebih-lebih mengenai para pelakunya, sedangkan isinya sering disesuaikan dengan keadaan di tanah Melayu.

Contoh : Hikayat pandawa lima, Balakanda, Ayodyakanda.









3. Sastra masa Islam (± 1450 - ± 1800)
Sastra Islam ialah sastra Indonesia yang sudah kena pengaruh agama islam setelah agama itu masuk ke Indonesia. Agama islam masuk ke Indonesia, sedangkan penyebarnya adala orang-orang Gujarat. Itulah pula sebabnya mengapa dalam sastra yang bercorak islam sering masih terasa adanya pengaruh persi.
Sistem feodalisme masih tetap bertahan, hanya sekarang yang memegang peranan dalam sastra bukan lagi raja-raja Indonesia-Hindu, melainkan Indonesia-Islam dengan menampilkan pahlawan-pahlawan islam, serta penjelasan mengenai peraturan-peraturan dalam agama islam.
Sifat satra indonesiapun pada waktu itu berubah menjadi ke arab-araban. Orang-orang melayu bahkan menganggap Huruf Arab sebagai huruf mereka sendiri, yakni yang dinamai Huruf Arab Melayu atau Huruf Jawi. Atas dasar itu pulalah maka tidak sedikit buku-buku sastra Indonesia pada waktu itu yang memakai tulisan Jawi.  
       
Contoh: Cerita Tun Muhammad atau Tun Seri Lanang, Cerita Hamzah  Fansuri, Cerita Syamsuddin Al Sumatrani.



















BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

            Sastra Modern adalah karya sastra yang dibentuk oleh unsur intrinsik dan Menggunakan bahasa atau kata yang terpilih, diksi yang tepat. Mempunyai bahasa tuturan dan dialog (dalam prosa dan drama) yang Bertujuan untuk dibaca atau didengar orang lain agar mereka mendapat hiburan dan nasihat.
Adapun Ciri-Ciri Sastra Indonesia Modern
1.       Bentuk karya sastra baru berupa puisi bebas dan kontemporer, seperti cerpen, novel, dram Indonesia.
  1. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif.
  2. Tema yang diangkat seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja,dll
  3. latar belakang penciptaan terpengaruh kesusastraan barat, Budaya industri modern, hak cipta pengarang individu.
  4. Perkembangannya bersifat dinamis, melalui media cetak dan audiovisual.
Pembabakan Periode Sastra Indonesia Klasik terbagi atas :
1.      Sastra masa purba (…..± 500)
2.      Sastra masa hindu (± 500 - ± 1450)
3.      Sastra masa Islam (± 1450 - ± 1800)





 DAFTAR PUSTAKA



https://sastra100km.wordpress.com/2014/04/30/masa-permulaan-sastra-indonesia-modern/

Erowati, Rosida. 2011. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.





Makalah Aliran Sastra


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aliran-aliran dalam kesusastraan memiliki kesamaan dengan aliran dalam kesenian yang lain, misalnya dalam seni lukis, seni drama, bahkan dalam dunia filsafat dan kehidupan sosial. Aliran dalam kesusastraan berhubungan erat dengan pandangan hidup dan kejiwaan pengarang dan penyair, serta biasanya terekspresikan dalam karya-karya mereka. Artinya, kita memasukkan seorang sastrawan atau sastrawati ke dalam aliran tertentu,  hendaknya berdasarkan buah cipta mereka.
Dengan demikian, seorang pengarang bisa dimasukkan ke dalam beberapa aliran, karena corak karyanya yang bermacam-macam. Sementara itu, sebuah novel, cerpen, puisi  atau teks drama bisa dijadikan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa seorang pengarang menganut beberapa aliran. Di Indonesia sebenarnya adanya aliran yang secara sadar diperjuangkan untuk menentang paham atau aliran sebelumnya belum banyak terjadi. Hal ini salah satu di antaranya disebabkan oleh usia sejarah sastra Indonesia yang belum begitu lama.
  
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian aliran sastra?
2. Apa saja jenis-jenis aliran sastra?
3. Apa saja ciri dari masing-masing aliran sastra?
4. Apa saja contoh dari masing-masing aliran sastra?

C. Tujuan
            Mahasiswa atau pembaca mampu mengetahui serta memahami aliran dalam  kesusastraan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Sastra
Aliran sastra berasal dari kata Stroming ( bahasa Belanda ) yang mulai muncul di Indonesia pada zaman pujangga baru. Kata itu bermakna keyakinan yang dianut golongan-golongan pengarang yang sepaham, ditimbulkan karena menentang paham-paham lama.
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap atau jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.

2.2 Jenis-Jenis Aliran Sastra
A.    ROMANTISME
Romantisme adalah aliran sastra yang mengutamakan perasaan. Sastra romantisme ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusia-manusia besar.
Pengungkapan yang romantis sering dikaitkan dengan percintaan yang asyik dunia muda-mudi yang masih hijau dan belum banyak pengalaman. Tokoh-tokoh dalam fiksi romantik sering digambarkan dengan sangat dikuasai oleh perasaannya dalam merumuskan segala persoalan. Dikisahkan juga tokoh-tokoh yang tak tahan menghadapi hidup yang keras dan kejam. Mereka itu kemudian ada yang lari ke gunung atau tempat terpencil lainnya yang dirasakannya jauh dari kekerasan hidup.
Contoh karya sastra pada Aliran Romantik :
- SITI NURBAYA karya MARAH RUSLI.
- PERTEMUAN JODOH karya ABDUL MUIS.

B.     EKSPRESIONISME
Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan pernyataan jiwa pengarang serta mengekspresikan pandangan seni mereka atau emosi secara kuat. Ekspresionisme tidak pernah merupakan suatu gerakan yang dirancang secara baik. Dapat dikatakan bahwa, ciri utama ekspresionisme yaitu pemberontakan melawan tradisi realisme dalam bidang sastra dan seni, baik dalam hal pokok persoalannya maupun gayanya.
Contoh karya sastra pada aliran ekspresionisme :
-Puisi AKU karya CHAIRIL ANWAR
  
C.    SIMBOLISME
Pengungkapan simbolis tidak secara harfiah, melainkan dengan simbol-simbol. Sebuah simbol berarti sesuatu yang bermakna sesuatu yang lain. Bunga mawar sebagai simbol dari kecantikan.
Simbolisme merupakan aliran dalam sastra yang mencoba mengungkapkan ide-ide dan emosi lebih dengan sugesti-sugesti daripada menggunakan ekspresi langsung, melalui objek-objek, kata-kata dan bunyi. Aliran ini merupakan reaksi terhadap  realisme dan naturalisme yang hanya berpijak pada kenyataan semata. Sastra simbolik banyak menggunakan simbol atau lambang dalam mengungkapkan pemikiran, emosi, secara samar-samar dan misterius.
Contoh karya sastra Aliran Simbolisme :
- TINJAULAH DUNIA SANA karya MARIA AMIN 
D.    IDEALISME
Dalam dunia sastra, idealisme berarti aliran yang menggambarkan dunia yang dicita-citakan, dunia yang diangan-angankan, Aliran dalam kesusastraan yang mengungkapkan hal-hal yang ideal, pengarangnya penuh perasaan dan cita-cita. Mereka berpendapat, bahwa sastra punya peran untuk suatu perubahan sosial ke arah yang positif. Sastra bertenden, sebutan untuk karya-karya pengarang idealis. diharapkan mampu mengubah sikap hidup masyarakat atau pembaca dari yang kurang baik menjadi baik, dari yang statis menjadi dinamis, dari yang malas menjadi rajin, dan seterusnya.
Contoh karya sastra Aliran Idealisme :
- CANDI karya SANUSI PANE.
  
E.     SUREALISME
Aliran yang terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas. Bisa jadi apa yang terungkap itu pada mulanya berangkat dari kenyataan sekitar, tetapi karena desain imajinasinya itu sudah demikian sarat, kuat dan jauh, ia terasa ekstrim dan radikal. Ada semacam keadaan trans (hanyut/kesurupan) di sana, sesuatu yang tidak kita temukan dalam realisme maupun naturalisme
Contoh karya satra pada Aliran Surrealisme :
- ZIARAH karya IWAN SIMATUMPANG.
- RADIO MASYARAKAT karya  ROSIHAN ANWAR

F.     MISTISME
Aliran mistisme adalah aliran dalam kesusastraan yang mengacu pada pemikiran mistik, yaitu pemikiran yang berdasarkan kepercayaan kepada Zat Tuhan Yang Maha Esa suatu keadaan yang merasa dekat kepada tuhan atau merasa bersatu dengan tuhan dan kebenaran yang paling tinggi. Dengan kata lain mistisme mrupakan aliran yang menggambarkan tentang hubungan manusia dengan tuhan.
Contoh karya sastra Aliran Mistisme adalah :
- Puisi DOA karya LEA CONCERINA

G.    REALISME
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, album kisah nyata, roman sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat. 
Contoh karya sastra Aliran realisme ini adalah :
- Novel PADA SEBUAH KAPAL karya N. H. DINI.
- KOTA HARMONI karya IDRUS.

H.    NATURALISME
Aliran yang mementingkan pengungkapan secara terus-terang, tanpa mempedulikan baik buruk dan akibat negatif. Pengarang naturalis dengan tenangnya menulis tentang skandal para penguasa atau siapapun, dengan bahasa yang bebas dan tajam. Pornografi, karya mereka jatuh menjadi picisan, bukan tabu bagi mereka. Biasanya, hal ini benar-benar mereka sadari, bahkan mereka pun sempat membanggakan naturalisme ini sebagai gaya mereka.
Contoh karya sastra pada Aliran Naturalisme ini adalah :
- BELENGGU karya ARMYN PANE.
- SURABAYA karya IDRUS


BAB III
PENUTUP


3.1 Simpulan
Aliran sastra merupakan pandangan atau haluan yang mempengaruhi jiwa pengarang dalam membuat suatu karya sastra. Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap atau jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Dalam aliran sastra terdapat beberapa macam diantaranya :
Romantisme, Ekspresionisme,  Simbolisme, Idealisme, Surrealisme, Mistisme, Realisme, Naturalisme,






DAFTAR PUSTAKA