Monday, December 28, 2015

Makalah Profesi Kependidikan "Guru dan Kurikulum Bidang Studi serta Tugas Guru dan selain Tugas Instruksional"


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seperti telah disinggung dimuka, di dalam UU No.2 Tahun 1989 disebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. Oleh karna itu, sekolah harus mengusahakan agar materi kurikulum itu disesuaikan dengan kebutuhan tersebut melalui berbagai kegiatan pembahasan. Kegiatan pembahasan dapat dilakukan melalui diskusi kelompok guru bidang studi, semua guru dan guru dengan kepala sekolah. Sekolah dapat menambah kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Dasar penambahan ini diatur dalam pasal 38 UU No.2 Tahun 1989.
Kurikulum dapat ditambah oleh sekolah dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan serta ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. Semua tambahan tersebut tidak mengurangi kurikulum yang berlaku secara nasional dan tidak boleh menyimpang dari jiwa dan tujuan pendidikan nasional. Penambahan mata pelajaran tidak dapat dilakukan secara serampangan tetapi harus memenuhi prosedur tertentu baik prosedur akademik dalam penyusunan kurikulum maupun prosedur administratifnya. Hal ini mengingat bahwa pilihan bahan ajar merupakan masalah yang kritis, karena tersedianya banyak mata ajaran yang dapat dipilih di satu pihak dan terbatasnya waktu belajar dipihak lain.
   
1.2  Rumusan Masalah
            1.      Apa saja peran dan tanggungjawab guru ?
            2.      Apa saja tugas guru ?
            3.      Apa saja tugas guru selain tugas instruksional ?

1.3  Tujuan
Pembaca mengetahui tugas guru, peran guru, tanggung jawab guru serta selain tugas instruksional seorang guru.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Guru dan Kurikulum Bidang Studi
Ketentuan penetapan bidang studi sertifikasi guru tahun 2013 dijelaskan dalam Prosedur Operasioanal Standar (SOP) dalam buku 1 : Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru tahun 2013 yaitu Penetapan Bidang Studi Sertifikasi Guru, Hal yang utama dalam proses Sertifikasi guru adalah bidang studi sertifikasi guru yang ditetapkan oleh guru. Guru secara professional harus menetapkan bidang studi tersebut berdasarkan kompetensi yang dikuasainya. Hal penting yang harus disadari oleh guru bahwa bidang studi ini akan melekat terus pada guru selama menjalankan profesi guru.
Diharapkan tidak terjadi kesalahan nomor kode bintang studi karena bidang studi ini akan menjadi dasar LPTK dalam melakukan penilaian portofolio dan PLPG. Kesalahan akan menyebabkan terjadinya penundaan proses sertifikasi guru di LPTK. Kode bidang studi sertifikasi guru ditunjukkan pada nomor peserta sertifikasi guru pada digit 7, 8 dan 9. Bidang studi sertifikasi guru menjadi acuan dasar dalam beberapa kebijakan, yaitu :
            -          Penentuan soal uji kompetensi
            -          Penentuan pembagian tugas mengajar guru
            -          Pemberian tunjangan profesi guru    
            -         Penilaian kinerja guru
            -          Pengembangan keprofesian berkelanjutan
Penetapan bidang studi sertifikasi mengikuti ketentuan sebagai berikut :
            a.       Sesuai dengan program studi S-1 (linier)
            b.      Apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan  program studi S-1, dapat menggunakan program                 studi D-III
            c.       Apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program S-1 dan program studi D-III, guru dapat                 menetapkan bidang studi sertifikasi sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran atau             satuan pendidikan yang diampunya dan wajib memiliki masa kerja minimal sudah 5 tahun                   berturut-turut mengajar mata pelajaran tersebut.          
Peranan dan Tanggungjawab Guru Bidang Studi
Guru bidang studi adalah guru yang mempunyai peranan, tanggungjawab dan hak dalam proses belajar mengajar pada suatu mata pelajaran. Beban kerja guru mata pelajaran adalah paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Beberapa peranan dan tanggung jawab guru bidang studi, antara lain:
  1. Menyiapkan perangkat pengajaran (Rincian Minggu Efektif,Program semester/tahunan,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
  2. Menentukan SKBM sekaligus memberikan penilaian terhadap masing-masing siswa dan mengisi daftar nilai.
  3. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar.
  4. Membuat analisa terhadap hasil evaluasi belajar sekaligus melaksanakan.
  5. Menyusun dan merencanakan program perbaikan dan pengayaan (Remedial) bagi siswa yang nilainya dibawah SKBM.
  6. Menyediakan alat peraga yang mendukung.
  7. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
  8. Melaksanakan tugas-tugas tertentu dari sekolah.
  9. Membuat LKS.
  10. Membuat catatan hasil kemajuan belajar.
  11. Memiliki daftar hadir.
  12. Mendukung tata tertib kelas dan tata tertib sekolah

2.2  Tugas Guru
      Guru adalah sesorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan Negara. Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan Negara, sebagian besar bergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru-guru, semakin tinggi pendidikan guru dapat terlihat kemampuannya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, makin baik pula mutu pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh anak-anak dan makin tinggi pula derajat masyarakat. Guru hendaklah berusaha menjalankan tugas kewajibannya secara profesional.
      Tugas guru sebagai profesi meliputi : pertama, mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Kedua, mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru sebagai pekerja profesional yang secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orangtua untuk dapat mendidik anaknya di sekolah.
Guru sebagai orangtua kedua dan sekaligus penaggung jawab pendidikan anak didiknya setelah kedua orangtua di dalam keluarganya memiliki tanggung jawab pendidikan yang baik kepada peserta didiknya.
      Dengan demikian, apabila kedua orangtua menjadi penanggung utama pendidikan anak ketika di luar sekolah, maka guru merupakan penanggung jawab utama pendidikan anak melalui proses pendidikan formal anak yang berlangsung di sekolah karena tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat yang dipikulkan di atas pundak para guru. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab untuk mendidik peserta didiknya secara adil karena pada saatnya nanti akan dimintai pertanggungjawaban.   

2.3 Selain Tugas Instruksional Guru
1. Tugas Edukasional
    Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus mendidik (to educate).  Fungsi edukasional ini harus merupakan fungsi sentral guru.  Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan. untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak.
Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

 2. Tugas Managerial
Manajemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien. Contoh dari kegiatan managerial ini antara lain, pemberian hukuman dan ganjaran, pengembangan hubungan keakraban antara guru dan siswa. Fungsi kepemimpinan atau managerial guru ini dalam administrasi sekolah modern tidak hanya terbatas di dalam kelas, akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja, bahkan menyangkut pula kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat. guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa unuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Guru sebagai pengelola kelas harus memahami, mempertimbangkan serta mengambil keputusan dalam pembelajaran di setiap tingkatan kelas (memahami keragaman perbedaan dan perkembangan). Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan managerial ini diantaranya: 
a.    Merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki.
b.   Menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini.
c.    Memilih dan menggunakan strategi manajerial.
d.   Menilai efektivitas manajerial. 




DAFTAR PUSTAKA

-          Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

-          Hidayat, Syarif. 2012. Profesi KependidikanTangerang : Pustaka Mandiri.  




Tuesday, December 22, 2015

Makalah Evaluasi dalam Menulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
       Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai suatu komponen, maka evaluasi tidak dapat dipisahkan dari komponen­-kompenen yang lain. Artinya setiap kali kegiatan itu diselenggarakan maka evaluasi juga diadakan. Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting untuk efektifitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa untuk giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan juga mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen sekolah.
       Sehubungan dengan hal tersebut, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu mengajar dengan baik tetapi juga dapat melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar tetapi juga perlu penilaian terhadap input, output, maupun kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Manfaat utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
       Penilaian belajar bukan hanya bersifat kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada anak didik. Keberhasilan program pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil belajar, sementara implementasi program pembelajaran di kelas atau kualitas proses pembelajaran itu jarang tersentuh kegiatan penilaian. Terutama pada anak sekolah dasar kelas rendah, penilaian harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan menggunakan teknik tertentu. Karena merupakan titik awal bagi mereka untuk mencapai cita­citanya.
       Cara penilaian untuk anak­-anak kelas rendah sangat berbeda dengan anak yang telah duduk di kelas tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan penilaian terhadap mereka. Evaluasi mau tidak mau menjadi hal yang penting dan sangat di butuhkan dalam proses belajar mengajar, karena evaluasi dapat mengukur seberapa jauh kebehasilan anak didik dalam menyerap materi yang di ajarkan, dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat di ketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah lebih baik kedepan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian evaluasi ?
2.      Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi ?
3.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi dalam keterampilan menulis ?

1.3  Tujuan
Mengetahui serta memahami mengenai evaluasi dalam keterampilan menulis








BAB II
PEMBAHASAN

3.1  Pengertian Evaluasi
       Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai". Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan. Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan jelas.
       Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan tidak berbeda, walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan. Evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
-          Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
-          Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
-          Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.


3.2    Tujuan dan Fungsi Evaluasi
       Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
       Ada beberapa tujuan dan atau fungsi penilaian dalam pengajaran di sekolah, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah tujuan­-tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan pembelajaran.
2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil belajar siswa.
3. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang/topik tertentu.
4. Untuk menentukan kelayakan siswa, misalnya naik kelas, lulus.
5. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan pembelajaran yang
    dilakukan.
       Evaluasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi normatif, yaitu berfungsi untuk perbaikan sistem pembelajaran 2. Fungsi diagnostik, yaitu untuk mengetahui faktor kesulitan siswa
    dalam proses pembelajaran
3. Fungsi sumatif, yaitu berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan
    peserta didik.
       Evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan    pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.


3.3    Evaluasi Keterampilan Menulis
       Keterampilan menulis merupakan kiat menggunakan pola­-pola lisan dalam menyampaikan suatu informasi. Dalam menulis, orang tidak hanya dituntut menguasai materi yang akan ditulis, tetapi juga mampu menggunakan perangkat kebahasaan secara tertulis. Penggunaan perangkat kebahasaan secara tertulis menjadi inti kegiatan menulis sebab penggunaan perangkat bahasa tulis berbeda dengan penggunaan perangkat kebahasaan secara lisan. Evaluasi keterampilan menulis bertujuan mengetahui kemampuan pebelajar dalam menyampikan ide, perasaan dan pikirannya, serta menggunakan perangkat bahasa target secara tulis. Teknik evaluasi yang dapat digunakan dipaparkan berikut.
1. Menulis huruf, nama, peristiwa dan keadaan yang diperdengarkan, diperlihatkan, dan bicara.
2. Menyampaikan kembali secara tertulis suatu cerita, dialog, peristiwa yang didengar atau dibaca.
3. Menuliskan cerita berdasarkan gambar atau rangkaian gambar.
4. Melaporkan pengalaman, peristiwa, pekerjaan atau perjalanan secara tulis. 
5. Menjawab pertanyaan sederhana atau komplek secara tulis.
6. Membuat karangan berdasarkan tema tertentu.
7. Menggunakan ejaan dan tanda baca secara tetap.
       Tes Menulis Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang melibatkan berbagai kemampuan dan keterampilan secara terpadu. Tujuan pembelajaran menulis dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
(1) siswa mampu mengungkapkan unsur-­unsur kebahasaan, seperti ejaan, kosakata, struktur kalimat, dan pemakaian paragraf
(2) siswa mampu mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan yang     sesuai dengan konteks
       Tes kemampuan menulis juga ada beberapa macam. Hal ini disamping disebabkan oleh adanya tahapan dalam pengajaran menulis, juga karena ada banyak faktor yang dapat dinilai, seperti mekanis, kosakata, tata bahasa, ketetapan isi, diksi, retorika, logika, dan gaya (Rosidi, Stus Internet. kajian­bahasa). (Rosidi, Stus Internet. kajian­ bahasa) mengatakan bahwa tes menulis dapat disikapi dalam dua aspek, yakni sebagai tes proses (tes menulis sebagai proses) dan tes produk (tes menulis sebagai produk). Oleh karena itu disarankan agar tes menggunakan postofolio, yaitu koleksi segala dokumentasi dan aktivitas siswa yang menunjukkan usaha, kemajuan, dan pencapaian siswa dalam satu atau beberapa bidang tertentu yang dapat digunakan sebagai alternatif atau pelengkap kegiatan tes.
       Cara langsung untuk mengukur kemampuan menulis seseorang adalah dengan menyuruh seseorang itu menulis. Akan tetapi, tes bentuk esai ini banyak kelemahannya. Di samping itu, kemampuan menulis juga dapat diukur dengan tes objektif. Baik tes bentuk esai maupun bentuk objektif mempunyai kelebihan dan kekurangan. Apalagi jumlah peserta tes besar jumlahnya, tes objektif akan lebih baik.




  
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
       Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak culup hanya dengan menggunakan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagai produk dari sebuah proses pembelajaran. Kualitas suatu produk pembelajaran tidak terlepas dari proses pembelajaran itu sendiri.
       Evaluasi terhadap program pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan guru sebaiknya menjangkau penilaian terhadap desain pembelajaran yang meliputi kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi program. Implementasi program pembelajaran atau kualitas pembelajaran dan juga hasil program pembelajaran. Keterampilan menulis merupakan kiat menggunakan pola­-pola lisan dalam menyampaikan suatu informasi.






DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyati. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah. PAS: Yogyakarta.

http://listianahome.blogspot.co.id/2015/09/prosedur-evaluasi-pembelajaran-bahasa.html




Monday, December 21, 2015

MAKALAH Keterkaitan antara Manusia, Sains, Teknologi dan Seni



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya manusia telah diberi anugerah oleh Allah SWT berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi dan seni juga telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya. Seiring dengan perkembangan sains, teknologi diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan sains, teknologi dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa.

1.2 Rumusan Masalah
     1. Apa yang dimaksud dengan manusia, sains, teknologi dan seni?
     2. Pengaruh apa saja yang diberikan sains dan teknologi bagi kehidupan
         manusia?
     3. Apa dampak penyalahgunaan iptek bagi kehidupan?

1.3 Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara manusia, sains dan teknologi serta pengaruh baik atau buruknya perkembangan sains dan teknologi bagi manusia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sains, Teknologi dan Seni
1. Sains
Sains berkaitan dengan cara mencari tau tentang alam semesta secara sistematis, bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prisip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Medawar (1984) sains (berasal dari istilah inggris science) berasal dari kata : sienz, ciens, cience, syence, scyense, scyens, scienc, sciens,  danscians.
Kata dasar yang di ambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tidak semua ilmu itu boleh di anggap sains. Yang di maksud ilmu sains adalah ilmu yang dapat di uji (hasil dari pengamatan sesungguhnya) kebenarannya dan di kembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang di pedomani tersebut  boleh di percayai, melalui eksperimen secara teori.
           
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, sains adalah :
“ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat di uji atau di buktikan kebenarannya, atau kenyataan semata (misal : fisika, kimia, biologi).”

Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang di artikan sebagai satu cabang ilmu yang mengkaji sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta denga cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam.
Sains memberi penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta. Proses mencari kebenarn secara mencari jawaban kepada persoalan-persoalan secara sistematik yang di namakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi.
      
2. Konsep Teknologi
        Dalam kepustakaan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan bahwa teknologi adalah transformasi (perubahan bentuk) dari alam. Teknologi adalah realitas atau kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang di sempurnakan sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi.
Istilah “teknologi” berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan perkembangannya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Sampai pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah di pakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktivitas yang dengannya manusia beusaha mengubah atau menangani lingkungannya. Ini merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun kultural tergolong suatu teknologi.

Teknologi di anggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi di anggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, maka dalam perwujudan tersebut dengan sendirinya setiap jenis teknologi atau bagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu di sertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
Adapun tiga macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli yaitu:
a.       Teknologi Modern
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Padat modal.
2.      Mekanis elektris
3.      Menggunakan bahan import
4.      Berdasarkan penelitian mutakhir.
b.      Madya
Dengan ciri ciri :
1.      Padat karya
2.      Dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat
3.      Menggunakan alat setempat
4.      Berdasarkan alat penelitian
c.       Teknologi Tradisional
Dengan ciri-ciri :
1.      Bersifat padat karya
2.      Menggunakan keterampilan
3.      Menggunakan alat setempat
4.      Menggunakan bahan setempat
5.      Berdasarkan kebiasaan

3. Seni
Janet Woll mengatakan seni adalah produk sosial. Menurut KBBI seni   adalah keahlian   membuat     karya     yang      bermutu     (   dari    segi   kehalusannya, keindahannya  dan  sebagainya ).  Proses  atau  upaya  sadar  antara manusia dengan sesama secara beradab, dimana pihak kesatu secara  terarah  membimbing  perkembangan  kemampuan dan kepribadian  pihak   kedua   secara  manusiawi  itu  adalah    konsep   pendidikan memerlukan ilmu dan seni.


2.2  Makna Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia
1. Perkembangan Teknologi
Dari semua perkembangan di dalam bidang teknologi mendatangkan kemakmuran materi. Maka terciptalah ilmu pengetahuan baru yaitu: teknik modern, teknologi hutan, teknologi gedung, teknologi transportasi dan lain-lain. Dari menggunakan cabang-cabang baru itu, kita dapat memperoleh hasil, misalnya
a.       Penggunaan Teknik Nuklir
dapat membuat nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radio aktif, misalnya untuk bidang kesehatan (sinar rontgen), bidang pertanian untuk memperbaiki bibit dan lain lain.
b.      Penggunaan Teknologi Hutan
Dengan adanya hutan orang dapat membuat kertas, industri kayu lapis, tempat penyimpanan air dan lain-lain.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu juga mendapat kemudahan, misalnya:
1.      Teknik modern, mengendalikan aliran air sungai, membuat bendungan untuk pembangkit listrik dan lain-lain.
2.      Dengan teknik modern dapat dibuat bermacam-macam media pendidikan, seperti OHP, slide dan tv.
Hal itu juga di sebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan:
1.       Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah
2.    Meningkatkan kemakmuran materi dan kesehatan masyarakat
   2. Iptek dan Nilai
      Dalam menghadapi iptek masyarakat Indonesia harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam menghadapi era globalisasi dan industrialisasi maka di tuntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengolah, dan senantiasa menyesuaikan teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Teknologi mempunyai dua komponen utama, yaitu:
1.      Hardware aspect, meliputi peralatan yang memberikan bentuk pola teknologi sebagai objek fisikal atau materiel.
2.      Software aspect, meliputi sumber informasi yang memberikan penjelasan mengenai hal-hal peralatan fisik atau materiel tersebut.
2.3  Manusia Sebagai Subjek dan Objek Iptek
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan (lebih efektif dan efesien). Dari semua itu ilmu dan teknologi dapat di manfaatkan dalam bidang:  
1.    Bidang pertanian, pertenakan dan perikanan.
a.    Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat pemotong, alat pengolah dan alatpenyemprotan hama.
b.    Produksi pupuk buatan utnuk menyuburkan tanaman
c.    Teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan seperti varietas unggul tahan wereng, kelapa hibrida, ayam ras, ayam broiler, dll.
d.   Teknik mutasi buatan menghasilkan buah buahan tidak berbiji
e.    Teknologi pengalengan ikan, buah-buahan, daging, dll.
f.     Budidaya hewan
2.   Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
    Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat, penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai penyakit agar dapat segera di sembuhkan
3.   Dalam bidang telekomunikasi
    Manusia telah membuat televisi, radio, dan telepon untuk berkomunikasi dengan cepat.
4.   Dalam bidang pertahanan dan keamanan
    Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih.
2.4  Dampak Penyalahgunaan Iptek bagi Kehidupan
Permasalahan yang timbul akibat dari adanya kemajuan teknologi adalah dampak negatif di antaranya :
1.        Nuklir
Seperti meledaknya bom Hirosima dan Nagasaki pada waktu itu banyak korban berjatuhan bahaya dan efek yang di timbulkan adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya, sehingga merusak sel tubuh.
2.        Polusi
Polusi atau polutan dapat merusak lingkungan. Timbulnya pencemaran disebabkan berbagai aktivitas manusia antara lain :
a.    Kegiatan-kegiatan industri dalam bentuk limbah zat-zat buangan berbahaya seperti logam-logam berat, asap, zat radioaktif, dll.
b.    Kegiatan pertambangan seperti kerusakan instalasi, kebocoran, pencemaran penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan-lahan.
c.    Kegiatan transportasi berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan, tumpahan bahan bakar terutama pada minyak bumi dari kapal tanker.
                                        
Pencemaran lingkungan dapat berupa :
a.    Pencemaran Air dan Tanah
1.      Zat kimia seperti limbah industri, pupuk buatan dan deterjen berakibat pada organisme yang ada
2.        Sampah plastik yang tidak dapat hancur sehingga menurunkan porositas tanah.
3.   Terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan yang menimbulkan penimbunan senyawa.
b.    Pencemaran Udara
             Pencemaran udara terutama di sebabkan oleh pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna                dari pabrik, minyak, batu bara, dll.
c.    Pencemaran Suara
            Penyebabnya adalah suara suara bising secara terus menerus. Gangguan yang di timbulkan                  pada sistem pendengaran yang selanjutnya mempengaruhi seperti :
1.      Perubahan tekanan darah
2.      Perubahan denyut nadi
3.      Kontraksi perut, gangguan jantung, stres, dll.
            d.   Pencemaran sosial dan budaya
            Kemajuan hidup di kota-kota besar membawa pengaruh yang sangat cepat terhadap                             kehidupan pedesaan sehingga penduuk di sana merasakan hasil kemajuan tersebut tetapi                      membawa pengaruh yang kurang baik yaitu penduduk pedesaan menjadi konsumtif dengan                  adanya kebudayaan yang kurang baik terhadap para muda mudinya.

3. Klonasi atau Kloni
 Dengan kemajuan dalam bidang genetika dan biologi reproduksi, maka di mungkinkan rekayasa duplikasi  atau multiplikasi manusia secara seksual dan dengan klonasi. Tujuan klonasi adalah membuat rekayasa genetika manusia untuk memudahkan pasangannya yang sulit dan tidak mempunyai anak. Ini berpengaruh pada kehidupan kedokteran. Namun adapula dampak yang kurang baik sehingga banyak yang menantang tentang kloni tersebut karena tidak sesuai dengan undang-undang dan norma yang ada di Indonesia.

     4.    Efek Rumah Kaca
Disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang banyak mengandung zat-zat yang dapat mengubah suhu udara. Menyebabkan pemanasan global karena efek rumah kaca ini sinar ultrafiolet yang dapat membahayakan manusia tidak akan di saring oleh lapisan ozon sehingga langsung menuju bumi dan bersirkulasi.






BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

           Manusia tidak lepas dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Iptek dimanfaatkan oleh manusia, terutama dalam memudahkan pemenuhan kebutuhan hidup. Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif. Sains dan teknologi berkembang melalui penemuan, penciptaan melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan iptek, untuk mempermudah suatu pekerjaan dan untuk memecahkan berbagai masalah untuk menghasilkan suatu produk dan sebagainya.  


DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.