Thursday, May 21, 2015

Makalah Pengembangan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang
      Bahasa Indonesia  adalah bahasa nasional Negara Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu, sebaiknya setelah jenjang SMA Bahasa Indonesia sudah dikuasai atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.
Alasan inilah yang membuat Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh perguruan tinggi dan seluruh jurusan. Tujuannya untuk mengasah kemampuan berbahasa dan mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia dapat terjaga keasliannya. Selain itu karena alasan di atas, terdapat beberapa hal lain yang membuat Bahasa Indonesia harus dijadikan mata kuliah di perguruan tinggi.

1.2 Rumusan Masalah
      1. Apa strategi dalam pengembangan bahasa Indonesia di perguruan tinggi?
      2. Bagaimana proses belajar mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia
          Di perguruan tinggi?
      3. Apa kendala dalam pengembangan bahasa Indonesia di perguruan tinggi?





1.3 Tujuan
1. Menumbuhkan kesetiaan terhadap Bahasa Indonesia yang nantinya
    diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara Bahasa Indonesia.

2. Menumbuhkan kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia yang nantinya
    diharapkan mampu mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan
    menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa.

3. Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma Bahasa
    Indonesia yang nantinya diharapkan agar mahasiswa terdorong untuk
    menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang
    berlaku.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strategi Pengembangan Bahasa Indonesia di Peruguruan Tinggi
Salah satu dasar tersebut memberikan kerangka yang kuat bagi pengembangan bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui jalur pendidikan.
Menurut S. Effendi dalam proses pengembangan bahasa Indonesia terdapat beberapa komponen yang saling berinteraksi, yaitu:
(1) Komponen bahasa yang akan dikembangkan, yang di dalamnya meliputi segi fonologi, tatabahasa, dan leksikon;
(2) Komponen proses pengembangan, yang menyangkut sasaran pengarahan proses;
(3) Komponen hasil pengembangan, yang mengacu pada hasil proses pengembangan yang dilakukan;
(4) Komponen instrumen pengembangan, yang meliputi tenaga pengembangan, rencana induk pengembangan, manajemen pengembangan, fasilitas dana, dan peralatan; dan
(5) Komponen lingkungan pengembangan, yang meliputi lingkungan sosial budaya, politik dan pendidikan.

2.2  Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi
           Kecuali dalam pengajaran bahasa asing dan bahasa daerah pada program tertentu, bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Hal ini berarti bahwa semua materi mata kuliah, apapun jenisnya harus disampaikan dalam bahasa Indonesia. Ini satu fakta yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang paling penting dalam pengembangan bahasa Indonesia di perguruan tinggi.
Dalam menyampaikan materi keilmuan kepada para mahasiswa, para dosen sering menggunakan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan khusus bidang keilmuannya. Dalam konteks ini, para dosen harus mampu dan bersedia mengungkapkannya dengan menggunakan bahasa Indonesia, jika istilah-istilah itu telah dibakukan penggunaannya.
Para dosen ini adalah pelaksana program yang penting. Sebagai pihak yang berada pada jajaran paling depan, tidaklah berlebihan jika keberhasilan pelaksanaan program lebih banyak ditumpukan pada kerja dan komitmen mereka. Untuk itu, pemantapan kualitas penguasaan bahasa Indonesia keilmuan dan sikap yang positif terhadap pengembangan bahasa Indonesia harus ditanamkan sejak dini kepada para dosen tersebut.
Hubungan antara bahasa Indonesia keilmuan dan mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi sangatlah erat. Mata kuliah apapun disampaikan oleh dosen dalam bahasa Indonesia. Mahasiswa dapat menangkap isi mata kuliah yang diberikan dosen karena mereka mengerti bahasa Indonesia. Buku-buku yang dipakai untuk semua mata kuliah itu sebagian besar ditulis pula dalam bahasa Indonesia keilmuan.
Walaupun semua mata kuliah itu dapat menyumbang secara nyata kepada pengembangan bahasa Indonesia para mahasiswa, harus diingat bahwa fungsi utama berbagai mata kuliah non-bahasa itu adalah menyampaikan materi (isi) setiap mata kuliah. Akan tetapi, isi mata kuliah itu tidak dapat disampaikan dan tidak dapat diterima tanpa bahasa. Dengan demikian, setiap mata kuliah masih memberikan tekanan pada bidangnya masing-masing sebagaimana mestinya, tetapi kerja sama antara keduanya membuat para mahasiswa menjadi yakin terhadap pentingnya fungsi bahasa Indonesia keilmuan bagi kelangsungan studi mereka. Kondisi ini secara langsung maupun tidak langsung, akan memotivasi mereka untuk mengembangkan bahasa Indonesia keilmuannya menjadi lebih baik.
Dalam proporsi yang lebih khusus, program pengembangan bahasa Indonesia juga dapat dilaksanakan melalui pengajaran mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di perguruan tinggi. Meskipun dalam praktik tidak semua perguruan tinggi memberikan mata kuliah Bahasa Indonesia, mata kuliah ini dipandang sangat baik sebagai sarana pengembangan dan pengkajian bahasa Indonesia. Dalam pelaksanaannya, materi yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan bidang keilmuan yang sedang ditekuni para mahasiswa. Untuk mahasiswa teknik diajarkan bahasa Indonesia teknik, mahasiswa ekonomi diajarkan bahasa Indonesia ekonomi, begitu pula untuk mahasiswa matematika, pertanian, kedokteran, dan sebagainya. Jadi ada spesifikasi khusus yang mengacu pada bidang keilmuan tertentu, tanpa mengesampingkan konvensi-konvensi kebahasaan secara umum.
Materi MKDU Bahasa Indonesia yang monoton dan membosankan harus secepatnya ditinggalkan dan diganti dengan materi-materi yang relevan. Kecenderungan para pengajar MKDU Bahasa Indonesia yang hanya menekankan pada masalah penguasaan ejaan, tatabahasa, dan pengetahuan kebahasaan lainnya harus segera ditinjau ulang dan disempurnakan.
Satu hal yang harus diperhatikan, terlepas dari pola dan materi apa yang dipakai oleh dosen di perguruan tinggi, rencana atau program mata kuliah Bahasa Indonesia tidak boleh menyimpang dari aspek pokok pengajaran bahasa Indonesia secara umum. Menurut Jazir Burhan (1981:7-9), pengajaran bahasa Indonesia, kepada siapapun dan dilaksanakan pada jenjang apapun, harus meliputi 3 aspek pokok, yaitu :
(1) aspek humanistik
(2) aspek politik
(3) aspek kultural

2.3 Kendala Pengembangan Bahasa Indonesia di Perguruan  Tinggi
Menurut Garvin dan Mathiot (dalam Suwito, 1991:91), sikap positif terhadap bahasa ditandai antara lain :
 (1) bangga akan bahasa yang dipergunakan
 (2) setia kepada bahasa
 (3) sadar akan penggunaan kaidah bahasa.
Kenyataannya, sikap-sikap positif tersebut sampai sekarang belum tertanam dengan baik pada sivitas akademika di perguruan tinggi. Kendala semacam ini merupakan faktor penghambat yang besar bagi pengembangan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Tidak jarang di antara mereka yang cenderung bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia, misalnya:
(1) Menganggap bahasa Indonesia sebagai bahasa yang tidak perlu dipelajari,
(2) Menganggap bahasa Inggris lebih bagus dan lebih ilmiah dibandingkan bahasa Indonesia,
(3) Menganggap bahasa Indonesia tidak mungkin menjadi bahasa murni dan modern.
Tantangan lain yang muncul adalah masalah rendahnya kualitas pelaksana program. Sering ditemukan betapa sangat memprihatinkannya penggunaan bahasa Indonesia para dosen, karyawan, dan pihak-pihak terkait lainnya, terlebih lagi penguasaan bahasa Indonesia keilmuannya. Ini hambatan yang memerlukan waktu cukup lama untuk membenahinya. Dalam diri mereka masih tertanam sikap yang menganggap bahwa penguasaan terhadap bahasa Indonesia bukan merupakan kebutuhan pokok yang mendesak. Sikap apatis semacam ini melanda hampir sebagian besar sivitas akademika perguruan tinggi.
Apabila program pengembangan bahasa Indonesia tersebut dapat direkayasa dalam bentuk program yang terencana oleh suatu lembaga pendidikan tinggi, masalah yang mungkin dihadapi paling awal adalah masalah dana operasionalnya. Hal ini mengingat kondisi objektif perguruan tinggi di Indonesia akhir-akhir ini, yang untuk melaksanakan program-program intinya saja masih kekurangan dana. Alokasi dana yang tersedia sebagian besar masih diprioritaskan bagi pengadaan dan perbaikan sarana-sarana fisik, seperti perbaikan gedung, pengadaan peralatan laboratorium, komputer, dan sebagainya. Dengan demikian, harus disadari jika program pengembangan bahasa Indonesia di perguruan tinggi (jika ada) tidak mendapatkan prioritas yang utama dibandingkan program-program akademik lainnya.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
      Mata kuliah Bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari di perguruan tinggi, dikarenakan Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu, karena di universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah (skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain), selain itu mempelajari mata kuliah  bahasa Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di universitas lebih spesifik dan mendalam dan sebagian besar mahasiswa masih tetap ingin mempelajari bahasa Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa dengan baik dan benar, bahasa Indonesia-pun penting untuk dilestarikan oleh penutur aslinya.


DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Jazir. 1981. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia.
Bandung : Ganaco.

Anton M, Moeliono. 1991. Ancangan Alternatif dalam Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: jambatan.


http://hotcokolato.blogspot.com/2010/10/pentingnya-bahasa-indonesia-bagi.html















No comments:

Post a Comment